Jumat, 12 Juni 2009

This is my first Fan Fic...
So i hope it's good enough for you,, ^_^

TITLE : UNEXPECTEDLY GUESS

Yume berjalan dengan membawa barang bawaannya. Dia menaiki tangga, untuk pergi ke kamarnya yang letaknya berada di lantai dua.
“Ahhh...legahnya...” Yume melepaskan rasa lelahnya setelah perjalanan yang cukup lama, dengan merebahkan dirinya ke atas tempat tidur yang empuk itu.
Karena kelelahan Yume tertidur, tanpa melakukan apa pun saat tiba di rumah yang sepertinya sangat besar dan mewah untuk di tinggali seorang diri. Yume baru saja kembali dari Inggris, di mana saat ini dia sedang liburan musim panas. Keluarganya sudah menetap di Inggris, mereka kembali ke Jepang hanya di saat tertentu saja. Tapi kali ini hanya Yume yang datang ke Jepang.

“Ohaiou...” Yume baru saja terbangun dari tidurnya. Dia berjalan ke kamar mandi dan membersihkan wajahnya. Beberapa saat kemudian, dia berjalan keluar kamar menuju dapur. Yume membuka lemari es, tapi ternyata kosong. Yume mengira, paman yang mengurus rumah mereka itu menyediakan makanan untuknya tapi ternyata tidak.
“Ah, Ojii san... I’m starving...” Yume mengeluh.
Dia kembali ke kamarnya, mengatur barang-barangnya dan segera mandi. Setelah satu jam berlalu dia selesai mandi dan segera mengganti pakaiannya, dia ingin pergi membeli kebutuhannya selama berada di Jepang. Yume mengunci rumahnya dan berjalan menuju ke jalan raya yang berada tak jauh dari rumahnya. Saat tiba di depan jalan, sudah ada taksi yang menunggunya. Dia pergi ke daerah pertokoan yang berada cukup jauh dari rumahnya. Yume melangkah turun dari taksi,
“Arigatou...” dia berjalan menuju supermarket yang berada tak jauh dari tempatnya turun tadi.
Satu setengah jam berlalu, Yume keluar dari toko itu dengan tangan yang di penuhi semua barang belanjaannya.
“What i would like to eat ? Ehm...” Yume berpikir dan segera berjalan menuju kedai makanan yang berada di seberang jalan.
“Ohaiou...” Yume memasuki kedai makanan itu.
“Ohaiou...” seorang penjaga toko menyambutnya.
“Ah, it’s been a long time since i’ve ate ramen... Sumimasen... Can i order a bowl of ramen, please ?”
Yume yang pindah ke Inggris sejak berumur 6 tahun berbicara menggunakan bahasa inggris karena dia hanya mengingat sedikit bahasa Jepang. Yah, maklumlah saat ini dia sudah berumur 21 tahun jadi sudah sekitar 15 tahun dia tidak menggunakan bahasa Jepang.
Yume menuju tempat duduk yang berada tak jauh dari pintu masuk.
“Domo ne...” dia mengucapkan terima kasih pada paman yang membawa ramen pesanannya. Yume mulai memakan ramen yang ada di depannya.
“Oishii...” katanya dalam hati saat ramen yang ada di mangkuk habis.
Yume membayar ramen itu dan berjalan ke luar dari kedai makanan itu. Sekarang dia ingin segera kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan kembali kerumahnya, dia tertidur di taksi.
“Excuse me, miss... We already arrived...” supir taksi mencoba membangunkan Yume.
“Gome...” Yume turun dari taksi dan mengambil barang-barangnya.
Dia berjalan ke arah rumahnya dengan santai. Tapi saat dia berada di depan rumahnya, kenapa ada banyak orang dan kenapa juga pintu rumahnya bisa terbuka.Apakah dia masih bermimpi karena sempat tertidur ? Padahal sebelum pergi dia, mengunci rumahnya. Yume mempercepat langkahnya dan menghampiri seorang pria yang berada tak jauh darinya.
“Excuse me, sir... What are they doing in my house ?” tanyanya.
“Ehm...Ehm...”paman itu hanya terdiam. Sepertinya dia tidak mengerti apa yang di ucapkan Yume.
Yume menyadari hal itu,
“Gome ne...” dia membungkukkan badannya. Yume mencoba berbicara dengan beberapa orang yang berada di sekitarnya yang terlihat sibuk, tapi tak seorang pun yang di ajaknya bicara mengerti apa yang di katakannya. Akhirnya dia berjalan menuju seorang pria yang terlihat seperti seorang koordinator.
“Excuse me, can you speak english ?” tanya Yume pada pria itu.
“Yes, what can i do for you ?” jawab pria itu, yang membuat Yume memunculkan senyum di wajahnya.
“Oh... Thanks God... Ehm, i just wanna ask. What are you guys doing here ?” Yume bertanya dengan wajah yang penasaran dengan apa yang akan di jawab paman itu.
“Don’t you know ? This is our shooting location... Now we are going to make a MV...” paman itu menjawab dengan tenang.
“What did you say ?” Yume yang kaget merespon dengan sedikit berteriak, jawaban paman itu. Dan hal itu membuat semua orang melihat ke arahnya dengan wajah heran.
“I’m sorry...” dia membungkukkan badannya.
“I didn’t mean to act like that... Gome... Gome...” dia membungkukkan lagi badannya dan meminta maaf berulang-ulang kali.
“It’s O.K...” jawab paman itu.
“This is my house... Where can i go if you guys would make shooting here ?” tanya Yume pada paman tadi.
“We would have a shooting here because we had make an agreement with the watchman of this house. Don’t you know ? That old man...” paman itu menjawab dengan menunjuk ke arah orang yang di kenal Yume. Yang tak lain adalah paman yang di percayai Ayah Yume untuk menjaga rumah ini.
“Thanks...” Yume berjalan menuju ke arah paman yang di kenalnya tadi.
“Ojii san... Doushite ?” tanyanya.
“Yume Chan... O-genki desuka ?” paman itu berbalik menanyakan keadaan Yume.
“Genki desu... Ojii san, why did they use this house for a shooting ?” Yume bertanya dengan sedikit rasa kesal.
“Forgive me, Yume Chan... I didn’t mean to annoyed you, but...” paman itu terhenti.
“Nani... ?” Yume mencoba membuat paman meneruskan perkataannya.
“I need a money, so... I rented this house to them. I’m sorry...” paman itu menjawab dengan wajah penuh penyesalan dan rasa bersalah.
Yume merasa tidak tega pada paman itu, dia akhirnya memutuskan untuk memaafkan paman itu dengan berkata,
“It’s O.K... Ojii san... I won’t tell this to father, but where should i stay while they doing a shoot ?”
“Don’t worry... I’ve told them not to use your room in the second floor.“
“Well, what can i say... This is already happening...” Yume menjawab.
“Now, let me accompany you.” Paman itu mengantar Yume memasuki rumah.
“Yume chan, I have to go... This just for a few days and then they will leave this house. Anyway, thanks for your kindness. Domo arigatou gozaimasita...” paman meninggalkan Yume.
Yume masuk kedalam kamarnya.
“Ahhh.... Thanks God... I have a big enough room... So i can do all my activities in this room, without being annoyed by the people out there.” Katanya.
Yume mencoba mengatur kamarnya agar terasa lebih nyaman, saat malam tiba Yume mulai mendengar musik yang di putar berulang-ulang kali, dia berpikir pasti mereka sudah memulai shooting.
“Hah... I have to be passion, i did this to help Ojii san...” Yume mencoba meredakan kekesalannya, karena dia sangat tidak menyukai kebisingan.
Yume terbangun di pagi yang tenang, dia membuka jendela dan melangkah ke teras kamarnya. Yume menarik nafas yang dalam, menghirup uadara pagi yang berbeda dengan yang biasa di rasakannya di London.
“I hope, this day will be a better day than tomorrow for me...” katanya dengan suara yang terdengar siap memulai harinya.
Setelah dia keluar dari kamar mandi, dia mulai mendengar suara-suara yang di timbulkan orang-orang yang sedang melakukan shooting seperti kemarin, hal itu membuatnya kembali merasa terganggu,
“I’m curious, how did they do a shooting... Ehm... I think i will go out...” Yume berkata dalam hatinya.
Yume berjalan keluar dari kamarnya, yang membuat Yume tertarik adalah lima orang yang sedang di arahkan untuk melakukan gerakan. Yume yang merasa kegerahan memutuskan untuk berenang, lagi pula saat itu kolamnya tidak digunakan. Ketika Yume sedang berenang dengan tenangnya, seseorang tiba-tiba datang. Dia adalah salah satu anggota dari group yang sedang melakukan shooting di rumah Yume.
“Nani o-simasuka ?” tanya pria itu.
“Excuse me ?” Yume yang kaget, bertanya pada pria itu.
Pria itu kaget mendengar Yume berbicara dengan menggunakan bahasa inggris.
“Ah...You’re speaking english ?” tanyanya lagi.
Yume tidak mempedulikan pria itu. Pria itu yang merasa di abaikan kembali berkata dengan wajah yang kurang senang pada Yume,
“Hei... I speak to you now... don’t you listen to me ?”
“Sorry, i’m not intrested... Iranai ne...” jawab Yume dengan dingin.
“Aish...” wajah pria itu terlihat kesal dengan apa yang baru saja di katakan Yume.
Pria itu segera pergi meninggalkan Yume. Selama ini, sejak Jae Joong menjadi anggota TVXQ sepertinya semua tidak pernah memperlakukannya seperti itu. Tapi Jae Joong merasa penasaran dengan sikap dingin Yume. Jae Joong merasa tertarik dengan sikap Yume, karena itu dia berpikir untuk kembali mengganggu Yume. Jae Joong berbalik arah kembali ke kolam dan mendekati Yume yang masih berenang dan mulai mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris meskipun dia tahu bahasa Inggrisnya tidak bagus tapi dia tetap nekat,
“Miss...Excuse me...Miss...” Jae Joong berteriak-teriak memanggil Yume yang sebenarnya berada tidak jauh darinya hanya untuk mendapat perhatian Yume.
Yume yang merasa terganggu dengan Jae Joong, berhenti berenang dan berjalan menuju kamarnya. Yume masih tidak mempedulikan Jae Joong yang mengikutinya dan bertingkah hanya untuk membuat Yume mengatakan sesuatu. Saat Yume membuka pintu kamar, Jae Joong mencoba menahan pintunya, tiba-tiba manager mereka datang dan berkata,
“Jae Joong... apa yang kau lakukan ? Cepat kembali ke bawah...” (dengan bahasa jepang).
Jae Joong segera melepaskan pegangan pintu dan dengan wajah yang terlihat aneh karena merasa panik dan kaget.
“We’re really sorry...” kata manager.
“Well...when will this shooting end ?” Yume tersenyum pada manager.
“Today...” jawab manager.
“Jae Joong...cepat minta maaf...”(dengan bahasa jepang).
Jae joong berjalan ke depan Yume dengan wajah yang menggemaskan seperti seorang anak kecil yang takut akan di marahi dan membungkukan badannya,
“Gomenasai....” Yume tersenyum dengan maksud menertawakan Jae Joong yang terlihat sepeti seorang anak kecil.
“Sorry...I was being phlegmatic to you... Hajimemasite, Yume San desu. It’s nice to meet you.”
Jae Joong memunculkan senyum di wajahnya mendengar perkenalan dari Yume. Manager menarik Jae Joong menuju ke bawah dan Yume berjalan masuk ke kamarnya.
Saat malam tiba Yume keluar dari kamarnya, sepertinya semua kru sudah bersiap-siap untuk pergi. Yume berjalan menuruni tangga, manager berjalan menujunya bersama dengan member TVXQ yang lain. Tapi sepertinya ada yang kurang, pria yang mengganggunya tadi tidak terlihat sama sekali.
“Arigatou gozaimasu... Now we’re leaving, thanks for everything... Sorry Jae Joong cannot say goodbye, now he’s sleeping in our car.” kata manager.
“It’s alright... Doitesimasite...”
“Sayounara !” keempat member TVXQ mengucapkan selamat tinggal pada Yume.
Mereka segera berjalan keluar dari rumah Yume bersama dengan manager dan kru yang lain. Saat semuanya telah pergi dengan mobil, Yume menutup pintu rumahnya.
“Ah.... It’s feel at home again...” Yume berkata dengan suara yang cukup keras.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang berjalan mendekatinya dari arah ruangan keluarga. Yume tidak bisa melihat karena lampu di ruangan itu telah di matikan, karena merasa kaget dia pergi mengambil panci yang ada di dapur. Saat orang itu berada di dekatnya dia memukul kepala orang itu dengan panci.
“Ahhh !” teriak orang tadi yang ternyata adalah Jae Joong.
“What are you doing ?” tanya Jae Joong.
“Oh, i’m sorry... Why you’re still here ? Don’t you go along with your friends ?” tanya Yume.
Jae joong yang kesakitan memegangi kepalanya,
“I were sleeping at the family room... So they don’t wake me up ? Aiish... how could they do that to me...”
“What are you going to do now ?” tanya Yume pada Jae Joong.
“I don’t know... I forgot the next destination... Aish... What should i do ? I forgot to get my cell phone in my beg.” Kata Jae Joong dengan wajah yang kebingungan.
“I think you should stay here, while they come to get you...”
Jae joong kaget dengan apa yang baru saja di katakan Yume yang tadinya sama sekali tidak mempedulikannya.
“Really ? Are you serious ?” tanya Jae Joong.
“I’m serious... but don’t you ever bother me while you’re here...” Yume mengajukan syarat pada Jae Joong.
“Kamsamnida... Arigatou... Thanks...” ucap JJ.
Yume yang kembali dari kamarnya segera menuju dapur, dia melihat Jae Joong tertidur dengan pulas. Yume meletakkan semua bahan makanan yang dia beli kemarin.
“Wake up...wake up...” Yume membangunkan JJ.
“What’s wrong ?” JJ yang kaget terbangun.
“Nothing... Have you eat ?”
“Oh, not yet. I’m really hungry...”
“Well, come with me... I’ve made you dinner...”
Mereka berdua makan malam, tanpa berkata apa pun. Yume hanya berdiam diri, JJ sepertinya tidak tahu harus berkata apa untuk memulai percakapan dengan Yume. Jadi keadaan saat mereka makan, terasa sangat dingin. JJ hanya menatap Yume yang sepertinya menikmati makanan yang dibuatnya sendiri. JJ semakin ingin mengenal Yume, yang mengabaikannya. Saat Yume selesai makan dia berkata,
“How was it?” tanya Yume pada JJ.
“It’s... delicious... You’re really great at cooking... Did you always eat food like this in London ?”
“Thanks, this is my favorite food... You can cook ?”
“Actually, yes i can... But i don’t really know how to made food from abroad...”
Yume merasa tertarik dengan apa yang dikatakan JJ. Yume sebenarnya sangat senang memasak, dia ingin belajar memasak masakan Asia. Saat mengetahui bahwa JJ bisa dan senang memasak Yume mulai menerima keahadiran JJ. Yume tidak menyangka ternyata orang seperti JJ bisa memasak.
“Can you teach me how to make a Japanese or Korean food ?”
“Sure... If you like we could start with a simple one...” JJ berkata dengan suaranya yang khas.
Yume mengeluarkan semua bahan makanan yang dia beli dan JJ memilih bahan mana yang akan di gunakan untuk membuat ramen. Keadaan mulai mencair Yume tersenyum pada JJ. Sebelum mereka mulai memasak, JJ memakaikan celemek pada Yume. Baru kali ini Yume merasa jantungnya berdebar kencang, saat berada dekat JJ. Mungkinkah aku mulai menyukainya ? Tanya Yume dalam hati. JJ juga tersenyum saat memakaikannya pada Yume, sepertinya rasa penasaran JJ pada Yume mulai menimbulkan perasaan suka. Mereka mulai memasak, JJ menunjukkan kemampuannya pada Yume dengan penuh percaya diri. Meskipun JJ tidak senang jika di ajak memasak bersama, tapi kali ini dia merasa senang bisa memasak dengan Yume. Saat Yume melihat di pipi JJ ada sayur yang menempel, Yume bermaksud untuk mengatakannya pada JJ.
“Hei... There’s something in here...” Yume menunjuk bagian pipi JJ.
Tapi JJ tidak mengerti apa yang Yume maksudkan. Dia melanjutkan apa yang sedang dilakukannya. Yume mendekati JJ,
“Hei, there’s something...” Yume segera mengambil sayuran yang menempel di pipi JJ itu.
JJ yang kaget, menatap Yume dengan heran. Mereka berdua tanpa di sengaja saling berpandangan, JJ menatap wajah Yume yang polos itu dan Yume menatap wajah JJ yang menggemaskan.
“What’s going on ? What’s wrong with me ? OMG he looks so... Oh no ! do i start to like him ?” Yume berargumen dalam hatinya, mempertanyakan apa yang sedang di rasakannya dengan jantung yang mulai berdegup kencang.
“Aish... Did i have to feel like this ? I think... I start to like her... Ahh!”
Mereka terdiam dan saling menatap selama beberapa menit,
“Ahh! He looks so innocent... I can’t hold this feelling...”
Dan akhirnya JJ tanpa sadar mencium pipi Yume.
Yume terdiam, dia menundukkan kepalanya. Entah mengapa dia hanya ingin tersenyum. JJ segera membalikkan badannya dan kembali memasak. Keadaan kembali tenang, hanya saja jantung mereka berdua berdebar dengan cepat yang terdengar seperti bunyi genderang sebelum perang. Keadaan tenang, tanpa ada kata-kata yang keluar dari mereka berakhir saat JJ selesai memasak,
“It’s finish... This is my special ramen for you... Hope you like it...”
“Let me try it...” Yume mulai mencicipi ramen yang baru saja selesai di buat.
JJ memandangi Yume dengan senyuman manisnya.
“Jae Joong...” Yumeberkata saat dia menghabiskan ramen itu. “Why this ramen taste so spicy ?”
JJ kaget dengan yang dikatakan Yume,
“Aish... it’s become my costum to made all my cooking spicy. The others told me that. I’m sorry...” JJ meminta maaf pada Yume.
“Hahaha...! I’ve got you... actually i like spicy food...!” Yume tertawa melihat wajah JJ.
“Hah... I think you don’t like it.”
Mereka duduk di ayunan dekat kolam. Malam itu langit di hiasi bintang yang kau tahu sendiri jumlahnya tak terhitung.
“I hope we still can be friend...” JJ memulai pembicaraan.
“So do i... I really want to learn more from you how to cook...” kata Yume dengan memandangi langit.
Tiba-tiba muncul ide dalam kepala JJ,
“Maybe we still can be friend... I can give you my phone number and my e-mail adrress...”
“Oh! That’s a great idea...”
Tiba-tiba dari depan rumah Yume, terdengar suara kendaraan yang berhenti. JJ yakin itu pasti manager yang datang menjemputnya.
“Yume... I think that’s my manager, i will give you my phone number and my e-mail adrress.”
“Let’s go inside, i will take my cellphone while you go open the door.”
Mereka segera berdiri dan berjalan ke arah tujuan masing-masing. Saat JJ membuka pintu,
“Jae Joong... !!! Why you’re not in the car... We’ve been worried looking for you, you know !” manager memarahi JJ yang hanya bisa diam.
Yume melangkah mendekati mereka berdua,
“I’m really sorry... Did he bother you ?”
“No he didn’t...” jawab Yume.
”Beneath it all, i’m really happy there’s him here with me...” kata Yume dalam hati yang tak mungkin di ucapkannya.
“Here’s my phone number...” JJ mulai menyebut nomor handphone-nya.
“And here’s my e-mail adrress...”
Saat JJ selesai menyebut alamat e-mailnya, manager mengajaknya untuk pergi,
“Thanks for everything...” kata manager.
“Please contact me Yume Chan...!” teriak JJ dari jendela mobil yang mulai di jalankan manager.
Yume melihat JJ pergi,
“I will...” katanya dengan perasaan sedih karena harus berpisah dengan JJ.
Pikirnya,
“At first i ignored a man that disturb me while i were swimming. A man that seem happy to bother and like to mistreat people. But, when i start to know him more... i became conscious that he is a great person, that can made me laugh and can thaught me something i like... He is Jae Joong...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar